#STORY : Mencari Cahaya

Semua ini dimulai ketika aku baru saja senang ria melangkahkan kaki di tempat yang baru bagiku. Waktu itu hari dimana aku mulai memasuki dunia putih abu - abu tetapi saat itu jiwa putih biru masih sangat melekat. Masa - masa lalu ku saat itu mungkin memanglah "suram". Hanya kesenangan tersendiri saja yang harus dipenuhi. Hal yang penuh dengan kesia - siaan yang selalu menuliskan kisah saat masa suram itu.

Awalku melangkahkan kakiku di tempat yang baru ini, tidak ada tanda - tanda kehidupan disana. Wajar saja, terlalu pagi aku datang kesana. Waktu terus berjalan, manusia - manusia yang lain pun mulai berdatangan memasuki areal itu. Terlihat wajah asing semua dan mungkin beberapa orang aku pernah melihatnya saat proses penyaringan yang layak memasuki areal itu. Dan tibalah waktunya. Semua dikumpulkan dan di bariskan di lapangan upacara.

Awalnya aku berpikiran semua akan berjalan mulus saja, tetapi keesokan harinya mulailah kejadian yang sebenarnya. Dulunya aku bisa membesar - besarkan kepala, kini aku harus mengecil - kecilkan seluruh anggota tubuhku. Memanglah awal yang sulit untuk dijalani. Hati dan perasaan yang belum ikhlas dan siap menghadapi ini semua, tapi apa daya. Semua ini harus dijalani untuk mencari cahaya yang sesungguhnya.

Masa lalu hanyalah masa kegelapan. Masa dimana aku belum tau mengapa aku harus disini. Karena inilah aku mulai di didik untuk bisa mencari arti dari sebuah cahaya ini. Wajah - wajah manusia yang tidak ku kenal tadi, kini harus menjadi seseorang yang wajib dikenal karena mereka juga akan membantuku mencari cahaya itu.

Ke-apatis-an yang dahulu sangat melekat, yang dimana apatis ini bukanlah menjadi karakter seorang harapan bangsa, kini harus bisa di lenyapkan agar tidak menutupi cahaya yang akan menerangi aku kedepannya. Lingkungan disini terus memaksaku untuk mencari cahaya itu. Aku pun harus selalu bergegas mencari cahaya itu.

Disini aku mengenal apa itu arti hormat yang sesungguhnya, yang dulunya hanya ku kira hanya sebuah ritual semata saja tapi sekarang ini menjadi hal yang sangat sakral. Melalui ini jugalah aku terus mencari cahaya. Cahaya yang dimana ini menjadi arti kehidupan yang sesungguhnya. Cahaya yang dimana ini menjadi pedoman kita kedepannya. Dan disinilah aku masih mencari cahaya itu, dan aku mulai mengenali mengapa aku diciptakan, dan apa arti hidupku sesungguhnya. 

Author : Kevin Ardivan

Selamat Hari Ibu


Hati tetap tegar untuk sebuah pengorbanan yang besar. Terkadang sempat ingin mundur dari kejatuhan tetapi tetap akan dilakukan untuk masa depan yang baik kedepannya. Walaupun keringat terus bercucuran, walaupun terkadang tangan kaki ini mulai lemah, tetapi semua itu tidak terasa walaupun semua itu sebenarnya adalah pekerjaan yang berat tetapi sangat mulia. Walau memang kadang ada rasa tidak nyaman, tetapi akan selalu tersenyum untuk bibit masa depannya. Itulah seorang ibu. Ibu yang selalu menjadi orang terdekat bagi kita, dimana kita bisa berbagi cerita dengannya, bercandanya dengannya, ataupun terkadang perselisihan dengannya, tapi dia tetaplah menjadi orang yang nomor 1 di dunia ini. Ibu sangat dikenal sebagai sosok wanita yang tegar menghadapi semua masalah, tegar menghadapi semua cobaan, tegar melakukan pengorbanan yang besar tapi semua dilakukan untuk hal yang kecil yaitu seorang anak yang dimana menjadi pengaruh besar kedepannya.


Ibu dikenal sebagai orang yang tegar menghadapi cobaan. Cobaan yang beratpun menimpa keluarga, ibu tetap masih bisa tersenyum walaupun hati kecilnya sangat ingin sekali menjerit kesakitan. Ibu selalu tegar dan tabah melihat perangai anaknya yang mungkin kurang pantas dilakukan sebagai seorang anak. Walaupun anak telah terlanjur menyakiti hati seorang ibu, tapi seorang ibu tidak akan pernah mau menyakiti hati seorang anak. Walaupun seorang bapak akan melakukan sebuah tindakan keras kepada anaknya, tapi seorang ibu akan melarang perbuatan bapak bahkan rela berkorban untuk anaknya agar anaknya tidak mendapat tindakan keras dari anaknya.


Ibu sebagai orang yang selalu berkorban. Mulai dari kandungan hingga seorang anak tumbuh dewasa, detik demi detik pasti ada sebuah pengorbanan yang harus dilakukan seorang ibu untuk anaknya. Mulai pertaruhan nyawa untuk kelahiran seorang anak, sampai taruhan harga diri untuk harga diri yang lebih baik untuk anaknya. Memang semua itu termasuk hal sangat berat dilakukan untuk kita, tetapi sosok seorang ibu sangat bisa melewatinya dengan hati yang penuh dengan rasa tulus dan rasa ke-ikhlasan. Ibu selalu rela untuk membatalkan memenuhi keinginannya hanya untuk kebutuhan anaknya. Ibu selalu rela untuk tidak bahagia hanya untuk anaknya yang bahagia agar ibu bisa tersenyum kelak melihat anaknya sukses dan bahagia.


Itulah seorang ibu. Ibu yang selalu menjadi warna – warni hari – hari kita. Ibu yang selalu menjadi orang yang terdekat bagi kita. Ibu selalu menjadi orang yang nomor 1 bagi kita.

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2014


Authors : Kevin Ardivan

Prolog

Sejarah tentang terciptanya blog ini berasal dari keinginan penulis untuk melampiaskan semua isi pikirannya ke blog ini. Terkadang banyak pengalaman yang kita alami bisa menjadi manfaat dan pelajaran untuk orang lain. Terkadang juga pengalaman kita bisa menjadi hiburan bagi orang lain. Jadi semua hal ini berasal dari pengalaman.

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak pengalaman baru yang dialami. Semakin banyak pula hal yang ingin diceritakan kepada orang lain. Dibalik kebaikannya untuk orang lain, bisa menjadi manfaat juga untuk diri kita sebagai cerminan untuk diri kita. Karena banyaknya pengalamanlah blog ini diberikan nama "Segores Tinta Cerita". 

Author : Kevin Ardivan